BeritaHukrim

Polisi Gagalkan Aksi Perang Sarung Berbahaya di Subang

×

Polisi Gagalkan Aksi Perang Sarung Berbahaya di Subang

Sebarkan artikel ini
Polisi Gagalkan Aksi Perang Sarung Berbahaya di Subang
Polisi Gagalkan Aksi Perang Sarung Berbahaya di Subang

SUBANG, JAWA BARAT Masa remaja yang penuh dengan gejolak pencarian identitas seringkali membawa anak-anak muda pada tindakan yang kurang bijak. Hal inilah yang terjadi pada sebelas remaja di Kecamatan Pagaden Barat, Kabupaten Subang. Bukannya mengisi malam dengan kegiatan positif, mereka justru berencana melakukan aksi “perang sarung” dengan persiapan yang membahayakan.

Peristiwa ini terjadi pada Jumat malam (28/3) sekitar pukul 00.30 WIB di Dusun Angsana, Desa Mekarwangi, Kecamatan Pagaden Barat. Belasan remaja yang masih berstatus pelajar Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) ini kedapatan tengah berkonvoi dengan niat untuk melakukan perang sarung. Namun, bukan sarung biasa yang mereka bawa. Sarung-sarung tersebut telah dimodifikasi dengan cara dililit dan ujungnya diberi tambahan berupa besi dan sabuk kepala yang berisi batu.

Gerak-gerik mencurigakan para remaja ini rupanya tidak luput dari perhatian warga setempat. Menyadari potensi bahaya yang dapat ditimbulkan, warga dengan sigap menghubungi anggota Polsek Pagaden. Tidak berselang lama, petugas kepolisian tiba di lokasi dan berhasil mengamankan sebelas remaja tersebut. Mereka kemudian digiring ke kantor Polsek Pagaden untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Modus Operandi dan Kekhawatiran Warga

Berdasarkan informasi yang dihimpun, rencana perang sarung ini diduga telah direncanakan sebelumnya. Modifikasi sarung dengan besi dan batu menunjukkan adanya unsur kesengajaan untuk melakukan kekerasan. Warga sekitar mengaku resah dengan fenomena perang sarung yang kerap terjadi di kalangan remaja, terutama saat memasuki bulan Ramadan.

“Kami khawatir sekali dengan anak-anak muda sekarang. Katanya cuma perang sarung, tapi kok ya sampai pakai besi dan batu begitu. Kalau sampai kena orang kan bahaya,” ujar salah seorang warga Dusun Angsana yang enggan disebutkan namanya.

Baca Juga :  Kapolri Tegaskan TNI-Polri Tetap Solid Usai Insiden Penyerangan Mapolres Tarakan

Pembinaan dan Himbauan dari Kepolisian

Kapolsek Pagaden, Kompol. Dede Suherman, membenarkan adanya penangkapan sebelas remaja tersebut. Ia menyayangkan tindakan para remaja yang seharusnya mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih bermanfaat. Kompol. Dede Suherman juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi pergaulan anak-anaknya.

“Kepada orang tua, kami menghimbau untuk senantiasa mengawasi anak-anaknya. Jangan sampai anak-anak kita menjadi korban maupun pelaku tindak kekerasan,” tegas Kompol. Dede Suherman saat memberikan keterangan di kantor Polsek Pagaden.

Lebih lanjut, Kompol. Dede Suherman menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pembinaan terhadap para remaja yang diamankan. Selain itu, orang tua dari para remaja tersebut juga dipanggil ke kantor Polsek untuk diberikan pengarahan. Aparat desa setempat turut dilibatkan dalam proses pembinaan ini.

Dampak Negatif dan Pentingnya Pengawasan Orang Tua

Kasus ini menjadi pengingat bagi para orang tua dan masyarakat luas tentang pentingnya pengawasan terhadap anak-anak remaja. Di usia yang masih labil dan rentan terhadap pengaruh lingkungan, remaja perlu mendapatkan bimbingan dan arahan yang tepat. Aksi-aksi seperti perang sarung, apalagi dengan menggunakan benda-benda berbahaya, dapat berakibat fatal, baik bagi pelaku maupun korban.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *