LOMBOK BARAT, NTB – Komitmen Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dalam mengawal dan mendukung program ketahanan pangan pemerintah terus direalisasikan hingga ke level akar rumput. Di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, peran Bhabinkamtibmas kian strategis, tidak hanya fokus pada pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), tetapi juga bertransformasi menjadi fasilitator ekonomi yang mendorong stabilitas harga dan produksi pertanian.
Hal ini tercermin dari langkah proaktif Bhabinkamtibmas Desa Bagik Polak, Aipda Marwan, yang pada Sabtu, 8 November 2025, terjun langsung ke tengah-tengah petani. Sejak pagi, Aipda Marwan memonitoring kegiatan warga yang sedang menjemur jagung, sebuah ritual penting pascapanen, sekaligus menyampaikan informasi krusial mengenai kebijakan pangan nasional. Aksi ini menunjukkan bahwa sinergi Polri dan petani adalah kunci keberhasilan dalam menjaga pasokan dan harga komoditas pangan, terutama jagung, yang sangat vital bagi sektor peternakan dan industri pakan.
Kemitraan Strategis: Mengawal Penyerapan Jagung oleh Bulog
Dalam dialog yang akrab dan membangun dengan para petani, fokus utama Bhabinkamtibmas adalah mengimbau mereka untuk menjual hasil panen jagung ke Perum Bulog. Ajakan ini bukan sekadar anjuran, melainkan bagian dari strategi nasional untuk memastikan Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) terpenuhi, yang secara langsung berdampak pada stabilisasi harga jual di tingkat petani. Penyerapan melalui Bulog memberikan kepastian harga yang telah diatur oleh Badan Pangan Nasional (NFA), melindungi petani dari potensi kerugian akibat fluktuasi harga pasar yang ekstrem.
Dukungan terhadap Bulog ini sejalan dengan arahan pimpinan Polri untuk memperkuat sinergi dengan BUMN pangan. Kepolisian bertindak sebagai pendamping dan pengawas untuk memastikan proses penyerapan berjalan lancar, transparan, dan menguntungkan bagi petani lokal.
Kapolsek Labuapi, Polres Lombok Barat, Polda NTB, Ipda I Nyoman Rudi Santosa, menegaskan bahwa kegiatan humanis ini merupakan manifestasi dari tugas kepolisian yang proaktif.
“Anggota Bhabinkamtibmas merupakan ujung tombak kami di desa. Mereka tidak hanya bertugas menjaga Kamtibmas, tetapi juga menjadi fasilitator bagi masyarakat dalam menyukseskan program-program strategis pemerintah, salah satunya ketahanan pangan. Kami mengharapkan para petani dapat memanfaatkan kesempatan untuk menjual hasil panennya ke Bulog, demi menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan bersama,” ujar Ipda I Nyoman Rudi Santosa.
Ipda I Nyoman Rudi Santosa menambahkan, melalui mekanisme penyerapan yang terstruktur oleh Bulog, petani mendapatkan kepastian harga beli, sebuah langkah nyata untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan memastikan keberlanjutan produksi pangan lokal.
Mandiri Pangan Dimulai dari Pekarangan Rumah
Selain mendampingi panen jagung, Aipda Marwan juga secara konsisten memberikan dorongan kepada buruh tani dan warga setempat agar memanfaatkan lahan pekarangan rumah mereka yang belum tergarap. Lahan sempit ini, jika dikelola dengan baik, memiliki potensi besar untuk ditanami komoditas pangan bernilai ekonomis tinggi, seperti cabai, tomat, atau berbagai jenis sayuran lainnya.
Inisiatif ini mengusung konsep ketahanan pangan keluarga (food security) di tingkat rumah tangga. Tujuan utamanya ganda: pertama, sebagai sumber pangan keluarga sehari-hari yang dapat menghemat pengeluaran dapur; kedua, sebagai sumber pendapatan tambahan jika hasil panen melimpah. Konsep ini sangat selaras dengan upaya pemerintah dalam menggalakkan diversifikasi pangan dan pemanfaatan lahan sempit secara optimal.











