6. Sistem Pendidikan yang Tidak Relevan: Mencari Jalan Sendiri
Banyak anggota Gen Z merasa bahwa sistem pendidikan yang ada saat ini tidak sepenuhnya relevan dengan tuntutan zaman dan kebutuhan mereka di masa depan. Mereka melihat adanya ketidakadilan dalam kurangnya fokus pada keterampilan praktis, inovasi, dan kreativitas. Kekecewaan ini mendorong mereka untuk mencari alternatif pendidikan di luar jalur formal, seperti belajar secara online, mengikuti kursus keterampilan, atau bahkan membangun bisnis sendiri. Mereka menjadi lebih proaktif dalam mengembangkan diri dan mencari pengetahuan yang benar-benar mereka butuhkan.
7. Hilangnya Privasi di Era Digital: Batasan yang Kabur
Pertumbuhan teknologi digital juga membawa serta isu hilangnya privasi. Gen Z tumbuh dengan data pribadi mereka yang terus-menerus dikumpulkan dan digunakan oleh berbagai platform. Mereka menyadari adanya ketidakadilan dalam kurangnya kontrol atas informasi pribadi mereka dan potensi penyalahgunaannya. Kesadaran ini membuat mereka lebih berhati-hati dalam berbagi informasi secara online, mempelajari cara melindungi privasi mereka, dan bahkan mengadvokasi regulasi yang lebih ketat terkait perlindungan data.
Karakter Tangguh yang Lahir dari Ketidakadilan
Tujuh realita ketidakadilan ini mungkin terdengar suram, namun justru inilah yang membentuk karakter Gen Z menjadi generasi yang tangguh, adaptif, kritis, dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Mereka belajar untuk tidak hanya melihat masalah, tetapi juga mencari solusi dan berjuang untuk dunia yang lebih adil. Generasi Z adalah bukti nyata bahwa kesulitan dapat menempa karakter yang kuat dan semangat untuk melakukan perubahan. Mari kita dukung dan berkolaborasi dengan mereka dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik.
