3. Manfaatkan Jeda dan Istirahat: Isi Ulang Energi
Banyak karyawan merasa bersalah jika mengambil jeda atau istirahat dari pekerjaan. Padahal, istirahat yang teratur sangat penting untuk menjaga fokus, energi, dan mengurangi risiko burnout. Otak kita membutuhkan waktu untuk beristirahat dan memproses informasi.
Cobalah terapkan aturan “50/10” atau “25/5”. Artinya, bekerja fokus selama 50 menit (atau 25 menit), lalu ambil jeda singkat selama 10 menit (atau 5 menit). Gunakan waktu jeda ini untuk meregangkan tubuh, berjalan-jalan sebentar, minum air, atau sekadar mengalihkan pandangan dari layar komputer.
Selain jeda singkat, jangan lupakan pentingnya istirahat makan siang yang berkualitas. Gunakan waktu ini untuk benar-benar bersantai, makan makanan yang bergizi, dan menjauh dari pekerjaan. Berinteraksi dengan rekan kerja di luar topik pekerjaan juga bisa menjadi cara yang baik untuk melepaskan penat.
Menurut data dari Harvard Business Review, karyawan yang secara teratur mengambil jeda dan istirahat cenderung lebih kreatif, produktif, dan memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi. Jadi, jangan ragu untuk memanfaatkan waktu istirahatmu sebaik mungkin.
4. Bangun Koneksi Sosial yang Positif: Dukungan Itu Penting
Manusia adalah makhluk sosial. Memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja dan atasan dapat menjadi sumber dukungan emosional yang sangat berharga di tempat kerja. Ketika kita merasa terhubung dan didukung, kita akan lebih mudah mengatasi tekanan dan stres.
Luangkan waktu untuk berinteraksi dengan rekan kerja di luar urusan pekerjaan. Ikut serta dalam kegiatan tim, makan siang bersama, atau sekadar berbincang santai di sela-sela pekerjaan dapat mempererat hubungan dan menciptakan suasana kerja yang lebih positif.
Jangan ragu untuk mencari dukungan dari rekan kerja, atasan, atau bahkan mentor jika kamu sedang merasa tertekan atau kewalahan. Berbagi masalah dan mendapatkan perspektif dari orang lain dapat membantu meringankan beban dan menemukan solusi yang tepat.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Occupational Health Psychology menunjukkan bahwa dukungan sosial di tempat kerja secara signifikan berkorelasi dengan tingkat stres yang lebih rendah dan kesejahteraan psikologis yang lebih baik. Jadi, investasikan waktu dan energi untuk membangun koneksi sosial yang positif di lingkungan kerjamu.
5. Batasi Diri dari Pekerjaan di Luar Jam Kerja: Jaga Keseimbangan Hidup
Di era digital ini, batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi seringkali menjadi kabur. Kita cenderung selalu terhubung dengan pekerjaan melalui email dan smartphone, bahkan di luar jam kerja. Padahal, penting untuk memiliki waktu istirahat yang sepenuhnya terlepas dari pekerjaan untuk menjaga kesehatan mental dan emosional.
Cobalah untuk menetapkan batasan yang jelas antara waktu kerja dan waktu pribadi. Setelah jam kerja selesai, usahakan untuk tidak lagi mengecek email atau memikirkan pekerjaan. Gunakan waktu ini untuk melakukan hal-hal yang kamu sukai, menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman, atau sekadar bersantai dan memulihkan energi.
Memiliki hobi dan minat di luar pekerjaan juga sangat penting untuk menciptakan keseimbangan hidup. Aktivitas-aktivitas ini dapat memberikan pelarian yang menyenangkan dari tekanan pekerjaan dan membantu kita merasa lebih bahagia dan bersemangat secara keseluruhan.
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bekerja terlalu keras dan kurangnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk stres, kecemasan, depresi, dan penyakit jantung. Oleh karena itu, penting untuk memprioritaskan keseimbangan hidup dan memberikan diri kita waktu yang cukup untuk beristirahat dan menikmati hidup di luar pekerjaan.
Menjadi karyawan anti stres dan menikmati pekerjaan bukanlah hal yang mustahil. Dengan menerapkan 5 kebiasaan sederhana ini secara konsisten, kamu bisa membangun ketahanan mental dan emosional yang lebih baik, meningkatkan produktivitas, dan pada akhirnya, merasa lebih bahagia saat bekerja. Ingatlah bahwa perubahan membutuhkan waktu dan konsistensi. Mulailah dengan satu atau dua kebiasaan yang paling mudah kamu terapkan, lalu secara bertahap tambahkan kebiasaan lainnya. Dengan komitmen dan kesabaran, kamu pasti bisa menjadi karyawan yang lebih bahagia dan anti stres!
