Menjaga Etika dan Profesionalisme dalam Setiap Jawaban
Dalam setiap situasi wawancara, menjaga etika dan profesionalisme merupakan aspek yang tidak bisa diabaikan. Meski terdapat pertanyaan yang terasa tidak pantas atau bahkan menyinggung privasi, kamu tetap harus menjawab dengan sikap yang tenang dan sopan. Jangan pernah terpancing emosi atau terlihat defensif. Sikap yang tenang dan terukur akan menunjukkan bahwa kamu adalah kandidat yang matang dan siap menghadapi segala tantangan di dunia profesional.
Menghindari Jawaban yang Terlalu Personal
Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pelamar adalah memberikan jawaban yang terlalu personal. Meskipun HRD terkadang memang mencoba menggali sisi personal untuk melihat kecocokan dengan budaya perusahaan, ada batasan yang tidak seharusnya dilampaui. Sebagai contoh, pertanyaan tentang latar belakang keluarga atau kehidupan pribadi sebaiknya dijawab dengan cara yang netral dan mengembalikan fokus pada kemampuan serta pengalaman kerja kamu. Dengan demikian, kamu tidak akan membuka ruang bagi penilaian yang tidak objektif.
Menguasai Teknik “Bridging” dalam Menjawab Pertanyaan
Teknik “bridging” adalah salah satu metode yang dapat kamu gunakan untuk mengarahkan percakapan kembali ke topik yang kamu kuasai. Teknik ini melibatkan pengalihan topik dengan lembut dari pertanyaan yang mungkin kurang nyaman ke informasi yang menonjolkan kompetensi profesional kamu. Misalnya, jika kamu mendapatkan pertanyaan yang terlalu pribadi, kamu dapat menjawab singkat lalu menambahkan, “Namun, yang lebih penting adalah bagaimana saya dapat memberikan kontribusi maksimal bagi perusahaan melalui pengalaman dan keahlian saya di bidang ini.” Teknik ini tidak hanya membantu kamu menjaga batasan privasi, tetapi juga membuat kesan bahwa kamu memiliki kendali penuh atas percakapan.
Memanfaatkan Pengalaman Pribadi sebagai Modal Utama
Pengalaman pribadi adalah modal berharga yang dapat kamu gunakan untuk menunjukkan kompetensi dan integritas kamu selama wawancara. Ceritakan kisah sukses atau tantangan yang pernah kamu hadapi, asalkan relevan dengan posisi yang dilamar. Misalnya, pengalaman bekerja di proyek yang penuh tantangan atau situasi di mana kamu berhasil menemukan solusi inovatif bisa menjadi nilai plus. Data menunjukkan bahwa narasi berbasis pengalaman pribadi dapat meningkatkan kepercayaan pemberi kerja terhadap kemampuan kamu untuk menghadapi tekanan kerja dan menyelesaikan masalah secara efektif.