HubunganKesehatan Mental

Move On dari Patah Hati, 5 Jurus Jitu Biar Gak Nangis Bombay

×

Move On dari Patah Hati, 5 Jurus Jitu Biar Gak Nangis Bombay

Sebarkan artikel ini
Move On dari Patah Hati, 5 Jurus Jitu Biar Gak Nangis Bombay
Move On dari Patah Hati, 5 Jurus Jitu Biar Gak Nangis Bombay (www.freepik.com)

case.web.id – Patah hati pertama memang terasa seperti akhir dari segalanya, terutama saat kamu masih remaja dan baru pertama kali merasakan gejolak asmara. Rasanya seperti dunia runtuh, air mata mengalir tanpa henti, dan lagu-lagu galau mendadak jadi soundtrack kehidupan sehari-hari. Tapi, hei, tarik napas dalam-dalam! Patah hati pertama adalah bagian normal dari tumbuh dewasa, dan kabar baiknya, kamu bisa melewatinya tanpa perlu drama berlebihan yang justru bikin kamu makin terpuruk. Artikel ini hadir sebagai teman curhat yang akan memandumu melewati masa sulit ini dengan lebih bijak dan positive vibes.

Mengapa Patah Hati Pertama Terasa Begitu Menyayat Hati?

Sebelum membahas cara survive, penting untuk memahami mengapa patah hati pertama terasa begitu intens. Di usia remaja, emosi memang sedang bergejolak. Ini adalah masa di mana kamu baru mulai mengenal cinta, membangun koneksi emosional yang mendalam, dan mungkin juga membayangkan masa depan bersama seseorang. Ketika hubungan itu berakhir, wajar jika kamu merasa kehilangan dan sakit hati.

Menurut penelitian, area otak yang aktif saat kita merasakan cinta juga aktif saat kita merasakan penolakan atau kehilangan. Jadi, rasa sakit yang kamu alami itu nyata, bukan sekadar lebay atau berlebihan. Selain itu, pengalaman pertama seringkali membekas dan menjadi pelajaran berharga di kemudian hari. Jadi, anggap saja ini adalah training emosional untuk hubungan-hubunganmu di masa depan.

Langkah-Langkah Jitu Melewati Patah Hati Pertama dengan Elegan

Oke, sekarang mari kita fokus pada solusi. Bagaimana caranya agar kamu bisa bangkit dari keterpurukan ini tanpa harus berlarut-larut dalam kesedihan?

Beri Diri Waktu untuk Merasakan Kesedihan

Jangan berusaha menahan atau membohongi diri sendiri. Kalau memang sedih, ya sudah, akui saja. Menangis, curhat ke teman atau keluarga, menulis di jurnal, atau melakukan aktivitas lain yang bisa meluapkan emosi adalah hal yang wajar. Namun, batasi waktunya. Jangan sampai kamu terperangkap dalam kesedihan berkepanjangan yang justru menghambat proses penyembuhan.

Baca Juga :  Balik Tantrum Jadi Cinta, Panduan Bonding Orang Tua

Jaga Jarak dari Mantan (Untuk Sementara Waktu)

Ini mungkin sulit, terutama jika kamu dan mantan masih satu sekolah atau punya lingkaran pertemanan yang sama. Tapi, percayalah, menjaga jarak adalah langkah penting untuk move on. Hindari melihat profil media sosialnya, bertemu dengannya secara sengaja, atau bertanya-tanya tentang kabarnya lewat teman. Beri dirimu ruang untuk fokus pada diri sendiri.

Alihkan Perhatian pada Hal-Hal Positif

Saat sedang patah hati, pikiran memang cenderung fokus pada hal-hal negatif dan kenangan indah bersama mantan. Tugasmu adalah mengalihkan fokus itu. Lakukan hal-hal yang kamu sukai, seperti mendengarkan musik, menonton film, berolahraga, menekuni hobi, atau menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga yang suportif. Aktivitas-aktivitas ini bisa membantu meningkatkan mood dan mengembalikan semangatmu.

Fokus pada Diri Sendiri dan Pengembangan Diri

Patah hati adalah momen yang tepat untuk melakukan refleksi diri. Apa yang bisa kamu pelajari dari hubungan yang baru berakhir? Apa yang kamu inginkan dari hubungan di masa depan? Gunakan waktu ini untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik. Mungkin kamu bisa mencoba hal baru, meningkatkan keterampilan, atau fokus pada tujuan-tujuanmu yang sempat tertunda. Ingat, kamu adalah individu yang berharga dan utuh, bahkan tanpa kehadiran mantan.

Cari Dukungan dari Orang-Orang Terdekat

Jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman-teman, keluarga, atau bahkan guru BK di sekolah. Berbagi cerita dan perasaan bisa membantu meringankan bebanmu. Terkadang, hanya dengan didengarkan saja sudah cukup untuk membuatmu merasa lebih baik. Jika kamu merasa kesulitan untuk mengatasi patah hati sendiri, jangan takut untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau konselor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *