Gaya Hidup

Bukan Malas! Ini Alasan Gen Z Dianggap Gagal Hidup Mandiri

×

Bukan Malas! Ini Alasan Gen Z Dianggap Gagal Hidup Mandiri

Sebarkan artikel ini
Bukan Malas! Ini Alasan Gen Z Dianggap Gagal Hidup Mandiri
Bukan Malas! Ini Alasan Gen Z Dianggap Gagal Hidup Mandiri (www.freepik.com)

data-sourcepos=”5:1-5:476″>case.web.id – Generasi Z, atau mereka yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, seringkali dibandingkan dengan generasi sebelumnya, terutama Generasi X (lahir antara awal 1960-an hingga akhir 1970-an). Salah satu perbandingan yang sering muncul adalah soal penguasaan keterampilan dasar. Bukan karena malas, ada alasan psikologis yang mendasari mengapa sebagian Gen Z mungkin terlihat kurang mahir dalam beberapa keterampilan praktis yang dulu dianggap esensial bagi Gen X.

Perubahan Lingkungan dan Prioritas

Salah satu faktor utama yang memengaruhi perbedaan ini adalah perubahan lingkungan dan prioritas yang dialami oleh kedua generasi ini saat tumbuh dewasa. Gen X tumbuh di era sebelum internet dan teknologi digital mendominasi kehidupan. Mereka belajar banyak keterampilan dasar melalui interaksi langsung, observasi, dan kebutuhan untuk mandiri dalam menyelesaikan tugas sehari-hari. Misalnya, memperbaiki barang sederhana di rumah, membaca peta, atau bahkan menulis surat tangan adalah hal yang umum bagi Gen X.

Di sisi lain, Gen Z tumbuh di era digital yang serba cepat dan instan. Informasi dan hiburan mudah diakses hanya dengan beberapa sentuhan layar. Hal ini secara tidak langsung memengaruhi prioritas belajar mereka. Keterampilan yang dianggap penting bagi Gen Z cenderung lebih fokus pada literasi digital, kemampuan beradaptasi dengan teknologi baru, dan pemecahan masalah yang kompleks dalam konteks digital.

Dampak Teknologi pada Perkembangan Kognitif

Perkembangan teknologi juga membawa dampak signifikan pada perkembangan kognitif Gen Z. Otak mereka terbiasa dengan informasi yang disajikan secara visual dan interaktif. Kemampuan untuk mencari dan memproses informasi dengan cepat melalui internet menjadi keunggulan mereka. Namun, hal ini juga dapat memengaruhi kemampuan mereka dalam hal-hal yang membutuhkan kesabaran, ketelitian, dan fokus jangka panjang, seperti mempelajari keterampilan manual atau memecahkan masalah tanpa bantuan instan dari internet.

Baca Juga :  Sering Diabaikan? Bukan Salahmu Sepenuhnya!

Sebuah studi yang dilakukan oleh University College London menemukan bahwa generasi muda saat ini cenderung memiliki rentang perhatian yang lebih pendek dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh paparan terus-menerus terhadap notifikasi dan distraksi dari berbagai platform digital. Tentu saja, ini bukan berarti Gen Z tidak mampu fokus, namun cara mereka memproses informasi dan mempertahankan fokus mungkin berbeda.

Peran Pola Asuh dan Pendidikan

Pola asuh dan sistem pendidikan juga memainkan peran penting dalam membentuk keterampilan dasar seseorang. Gen X seringkali dididik untuk lebih mandiri dan bertanggung jawab sejak usia dini. Mereka mungkin memiliki lebih banyak kesempatan untuk belajar melalui pengalaman langsung dan menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka.

Sementara itu, pola asuh modern cenderung lebih protektif dan terstruktur. Gen Z mungkin memiliki lebih sedikit kesempatan untuk belajar melalui trial and error atau menghadapi tantangan secara mandiri. Sistem pendidikan yang semakin fokus pada akademik juga bisa jadi mengurangi porsi pembelajaran keterampilan praktis di luar kurikulum formal.

Bukan Malas, Tapi Adaptasi

Penting untuk ditekankan bahwa kurangnya penguasaan beberapa keterampilan dasar pada Gen Z bukanlah semata-mata karena kemalasan. Lebih tepatnya, ini adalah bentuk adaptasi terhadap lingkungan dan tuntutan zaman yang berbeda. Keterampilan yang dianggap penting dan relevan pun mengalami pergeseran.

Gen Z memiliki keunggulan dalam hal literasi digital, kreativitas dalam platform online, kemampuan berkolaborasi secara virtual, dan pemahaman yang mendalam tentang isu-isu sosial dan lingkungan. Mereka adalah generasi yang tumbuh dengan kesadaran global dan memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif di dunia ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *